Disusun Oleh Muazzin, S.H.I
Alumni Al-Hilal Sigli Tahun 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun
panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena berkat rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Nilai Budaya.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu budaya Dasar.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalam
Penulis,
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah............................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian nilai budaya......................................................................
3
B.
Masalah pokok dalam kehidupan yang menentukan budaya
manusia..............................................................................................
5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah sistem budaya mungkin
tidak terlalu asing bagi para pemerhati kehidupan sosial dan budaya masyarakat,
baik praktisi maupun akademisi. Istilah tersebut mulai menarik perhatian para
peneliti, khususnya peneliti kehidupan budaya masyarakat, karena sering
dihubungkan dengan perilaku masyarakat dalam kehiupan sehari-hari.
Sekilas, tampak nilai budaya sangat
mempengaruhi prilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari walaupun terkadang
budaya yang diturunkan dari nenek moyang sebagian besar tidak tertulis namun
selalu dipatuhi oleh masyarakat. Hal ini tidaklah aneh karena sanksi sosial
bagi masyarakat yang tidak mematuhi nilai-nilai budaya masyarakat setempat
membuat siapapun tidak akan merasa nyaman.
Tylor dalam Imran Manan (1989;19)
mengemukakan moral termasuk bagian dari kebudayaan, yaitu standar tentang baik
dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya dalam konsep yang lebih besar
termasuk ke dalam ‘Nilai’. Hal ini di lihat dari aspek
penyampaian pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Kedudukan nilai dalam setiap
kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem nilai budaya dan
orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu
masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sisitem
perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang
bersangkutan.
Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai
sebagai sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit, menjadi ciri khusus seseorang
atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang diinginkan yang mempengaruhi
pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan yang
tersedia. Orientasi nilai budaya
adalah Konsepsi umum yang terorganisasi,
yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia
dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan
tak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan antar orang dengan
lingkungan dan sesama manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
yang telah disampaiakan diatas, maka permasalahan pokok dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Apakah Sistem Nilai Budaya ?
2.
Apakah masalah dasar dalam kehidupan
yang menentukan budaya manusia?
C. Tujuan Pennulisan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan pada
rumusan masalah, maka tujuan pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui secara teori tentang sistem nilai budaya
2.
Untuk mengetahui masalah dasar dalam kehidupan yang menentukan budaya
manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai Budaya
Tylor dalam Imran Manan (1989;19) mengemukakan moral termasuk bagian dari
kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang
kesemuanya dalam konsep yang lebih besar termasuk ke dalam ‘Nilai’. Hal ini di lihat dari aspek penyampaian pendidikan yang dikatakan bahwa
pendidikan mencakup penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya
yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Jadi, Sistem Nilai Budaya ini
merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat,
mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang
dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia
dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari
sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak
tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk
pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
B. Masalah Pokok dalam Kehidupan yang
Menentukan Budaya Manusia
Kluckhohn mengemukakan kerangka
teori nilai nilai yang mencakup pilihan nilai yang dominan yang mungkin dipakai
oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam memecahkan 6 masalah pokok
kehidupan, sebagai berikut:
Masalah pertama, yang
dihadapi manusia dalam semua masyarakat adalah bagaimana mereka memandang
sesamanya, bagaimana mereka harus bekerja bersama dan bergaul dalam suatu
kesatuan sosial. Hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat tersebut dapat
mempunyai beberapa orientasi nilai pokok, yaitu yang bersifat linealism,
collateralism, dan indiviualism. Inti persoalannya adalah siapa yang harus
mengambil keputusan.
·
Masyarakat dengan orientasi nilai yang lineal orang akan berorientasi
kepada seseorang untuk membuatkan keputusan bagi semua anggota kelompok.
·
Masyarakat dengan orientasi nilai yang collateral, orientasi nilai akan
berpusat pada kelompok. Kelompoklah yang mempunyai keputusan tertinggi.
·
Masyarakat dengan orientasi individualism, semua keputusan dibuat oleh
individu-individu. Individualisme menekankan hak tertinggi individu dalam
mengambil keputusan-keputusan dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan.
Masalah Kedua, Setiap manusia
berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan menentukan dimensi dimensi waktu
yang dominan yang menjadi ciri khas kebudayaan tersebut. Secara teoritis ada
tida dimensi waktu yang dominan yang menjadi orientasi nilai kebudayaan suatu
masyarakat, yaitu yang berorientasi ke masa lalu, masa sekarang, dan masa
depan. Dimensi waktu yang dominan akan menjiwai perilaku anggota-anggota suatu
masyarakat yang sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan pengejaran kemjuan.
Masalah Ketiga, Setiap manusia
berhubungan dengan alam. Hubungan dapat berbentuk apakah alam menguasai
manusia, atau hidup selaras dengan alam, atau manusia harus menguasai alam.
Masalah Keempat, Masalah yang
mendasar yang dihadapi manusia adalah masalah kerja. Apakah orang berorientasi
nilai kerja sebagai sesuatu untuk hidup saja, ataukah kerja untukmencari
kedudukan, ataukah kerja untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak.
Masalah Kelima, Masalah
kepemilian kebudayaan. Alternatif pemilikan kebudayaan yang tersedia adalah
suatu kontinum antara pemilikan kebudayaan yang berorientasi pada materialisme
atau yang berorientasi pada spiritualisme. Ada kesan bahwa kebudayaan barat
sangat berorientasi kepada materialisme sedang kebudayaan timur sangat
berorientasi kepada spiritualisme.
Masalah Keenam, Apakah hakekat
hidup manusia. Orientasi nilai yang tersedia adalah pandangan-pandangan bahwa
hidup itu sesuatu yang baik, sesuatu yang buruk, atau sesuatu yang buruk tetapi
dapat disempurnakan.
Ahli lain yang
menganalisa nilai inti atau pola orientasi nilai suatu masyarakat adalah
Talcots Parson. Dia telah memperkembangkan suatu taksonomi nilai dasar yang
dinamakannya ”pattern variables” yang menentukan makna situasi-situasi tertentu
dan cara memecahkan dilemma pengambilan keputusan. Lima pattern tersebut
adalah:
1.
Dasar-dasar pemilihan objek terhadap mana sebuah orientasi berlaku, yaitu
apakah pemilihan ditentukan oleh keturunan (ascription) atau keberhasilan
(achievement).
2.
Kepatutan atau ketak-patutan pemuasan kebutuhan melalui tindakan ekspresif
dalam konteks tertentu, yaitu apakah pemuasan yang patut harus disarankan atas
pertimbangan perasaan, (affectivity) atau netral perasaan (affective
neutrality).
3.
Ruang lingkup perhatian dan kewajiban terhadap sebuah objek yaitu apakah
perhatian harus jelas dan tegas untuk sesuatu (specificity) atau tidak jelas
dan tegas, atau berbaur (diffuseness).
4.
bersifat universal (universlism) atau normanya bersifat khusus
(particularism).
5.
Relevan atau tidak relevannya kewajiban-kewajiban kolektif dalam konteks tertentu,
yaitu apakah kewajiban-kewajiban didasarkan kepada orientasi kepentingan
pribadi (self-orientation) atau kepentingan kolektif (collective orientation).
Menurut
pandangan Sutan Takdir Alisyahbana (STA) yang menggunakan struktur nilai-nilai
yang universal yang ada dalam masyarakat manusia. Menurut STA yang dinamakan
kebudayaan adalah penjelmaan dari nilai-nilai. Bagian penting adalah adalah
membuat klasifikasi nilai yang universal yang ada dalam masyarakat manusia. Dia
merasa klasifikasi nilai yang digunakan E. Spranger adalah yang terbaik untuk
dipakai dalam melihat kebudayaan umat manusia. Spranger mengemukakan ada 6
nilai pokok dalam setiap kebudayaan, yaitu:
a.
Nilai teori yang menentukan identitas sesuatu.
b.
Nilai ekonomi yang berupa utilitas atau kegunaan.
c.
Nilai agama yang berbentuk das Heilige atau kekudusan.
d.
Nilai seni yang menjelmakan expressiveness atau keekspresian.
e.
Nilai kuasa atau politik.
f.
Nilai solidaritas yang menjelma dalam cinta, persahabatan, gotong royong
dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem nilai
budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam
masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga
mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia
dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari
sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak
tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk
pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Sedangkan
masalah pokok dalam kehidupan yang menentukan budaya manusia ada enam yaitu
sebagai berikut :
1. Masalah pertama, yang
dihadapi manusia dalam semua masyarakat adalah bagaimana mereka memandang
sesamanya, bagaimana mereka harus bekerja bersama dan bergaul dalam suatu
kesatuan sosial.
2.
Masalah Kedua, Setiap manusia berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan menentukan
dimensi dimensi waktu yang dominan yang menjadi ciri khas kebudayaan tersebut.
3.
Masalah Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan alam. Hubungan dapat berbentuk apakah
alam menguasai manusia, atau hidup selaras dengan alam, atau manusia harus
menguasai alam.
4.
Masalah Keempat, Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah masalah kerja. Apakah
orang berorientasi nilai kerja sebagai sesuatu untuk hidup saja, ataukah kerja
untukmencari kedudukan, ataukah kerja untuk menghasilkan kerja yang lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Human Communication: Konteks-konteks
Komunikasi
Deddy Mulyana dan Jalaluddin
Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25
0 komentar:
Post a Comment