Disusun Oleh Muazzin, S.H.I
Alumni Al-Hilal Sigli Tahun 2015
A.
Latar Belakang
Suatu
organisasi tidak akan pernah lepas dari faktor-faktor lingkungannya. Hal ini
dikarenakan dalam menjalankan roda organisasi selalu mengalami ketergantungan
antar unsur - unsur yang ada di dalamnya. Setiap perubahan dalam lingkungan
bisnis yang bersifat mikro maupun makro akan berdampak secara langsung maupun
tidak langsung pada kehidupan organisasi.
Perusahaan harus
mampu beroperasi secara optimal dalam kondisi lingkungan yang hampir selalu
mengalami perubahan setiap waktu. Ketika pemerintah menetapkan mengurangi subsidi bahan bakar
minyak tentunya akan mempengaruhi harga jual barang itu secara langsung yang
selanjutnya akan dibebankan kepada konsumen. Harga jual yang tinggi menyebabkan
menurunnya penjualan dan produk menjadi kurang kompetitif. Jika perusahaan tidak dapat meresponnya
dengan baik akan berdampak buruk terhadap kondisi bisnis usahanya. Begitupula
ketika Serikat Pekerja melakukan demonstrasi besar-besaran akan berdampak buruk
terhadap operasional perusahaan. Meski demikian banyak pula hal-hal positif
bagi perusahaan yang berasal dari lingkungannya. Seperti adanya kemajuan
tekhnologi di bidang komputer dan IT yang membuat operasional usaha menjadi
lebih efisien.
1.
Apa Pengertian Bisnis dan Lingkungan Bisnis?
2.
Apa saja macam-macam bisnis?
3.
Apa hubungan Bisnis dan
Lingkungannya?
4.
Apa itu lingkungan internal dan eksternal dalam bisnis?
5.
Apa itu S.W.O.T?
1.
Mengetahui pengertian dari bisnis dan lingkungan bisnis.
2.
Memahami macam-macam dari bisnis.
3.
Mengerti hubungan bisnis dan lingkungan disekitarnya.
4.
Memahami makna dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
5.
Mengetahui SWOT dalam bisnis.
PEMBAHASAN
1.
Bisnis
Dalam ilmu
ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari
kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis,
dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk
mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan
operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau kapital yang
mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana
bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat
pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan
dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang
menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk
pada badan
usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih
luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis
pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas
yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian,
definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga
saat ini.
Lingkungan
(environment) dapat diartikan keseluruhan unsur-unsur yang dapat saling
berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap suatu keadaan dan kegiatan
tertentu. Lingkungan terdiri dari unsur fisik dan nonfisik. Di dalam dunia
bisnis, unsur fisik misalnya teknologi, kondisi alam dan pemasok sedangkan
unsur non fisik dapat berupa adat istiadat masyarakat, kondisi ekonomi dan
norma.
Bisnis (business)
terdiri atas seluruh aktifitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian. Inti dari
setiap usaha bisnis adalah adanya pertukaran antara pembeli dan penjual.
Dari kedua
definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian Lingkungan Bisnis
adalah factor-faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung terhadap manajemen organisasi atau aktifitas usaha.
Lingkungan
organisasi dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Lingkungan eksternal terdiri atas factor-faktor yang mempengaruhi organisasi
dari luar batas organisasi, sedangkan lingkungan internal meliputi
factor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen
organisasi.
B. Macam-Macam Bisnis
Bisnis
juga dapat dibedakan berdasarkan atas jenis kegiatannya. Berdasarkan jenis
kegiatannya bisnis dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1.
Bisnis Ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam jenis kegiatan
pertambangan atau menggali bahan-bahan tambang yang terkandung dalam perut
bumi. Misalnya pabrik semen, tambang timah, aluminium, tembaga, serta PERUM
Prtamina yang mengusahakan minyak dan gas bumi.
2.
Binis Agraris adalah bisnis yang bergerak di bidang pertanian
(termasuk pula pertanian, peternakan dan perunggasan), perkebunan serta
kehutanan.
3.
Bisnis Industri adalah bisnis yang bergerak di bidang industri
manufacturing, misalnya indutri tekstil garmen, mesin-mesin, mebel, pesawat
terbang, mobil, sepeda motor, kapal laut maupun pabrik kertas, tapioca dan
sebagainya.
4.
Bisnis Jasa adalah bisnis yang bergerak dalam bidang jasa
yang menghasilkan produk-produk yang tidak berujud seperti jasa pendidikan,
kecantikan, perbankan, kesehatan, penanggungan risiko, jasa pariwisata dan
sebagainya.
Di
samping perbedaan diatas juga ada perbedaan yang lain yaitu atas dasar kegunaan
atau kemanfaatan yang diciptakan oleh bisnis itu. Dalam hai ini bisnis
dibedakan menjadi 4 yaitu :
1.
Kegunaan bentuk
(form utility)
Bisnis yang menciptakan kegunaan bentuk adalah bisnis yang
berusaha utuk mengubah suatu benda menjadi benda lain yang berbeda bentuknya
sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia/masyarakat. Sebagai contoh dari
bisnis ini adalah Perusahaan Mebel, Perusahaan Tegel, Perusaan Kain, Perusahaan
Konfeksi dan sebagainya.
2.
Kegunaan tempat
(place utility)
Bisnis yang menciptakan kegunaan tempat adalah bisnis yang
bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan, baik angkutan barang
maupun angkutan manusia.
3.
Keguanaan waktu
(time utility)
Bisnis yang menciptakan keguanaan waktu adalah bisnis yang
bergerak dalam bidang penyimpanan. Dalam bisnis ini perusahaan berusaha
menyimpan barang yang pada waktu itu belum dibutuhkan dan kemudian akan
dikeluarkan pada saat barang tersebut dikeluarkan pada waktu yang lebih berguna.
Contohnya adalah Dolog atau Bulog.
4.
Kegunaan pemilihan
(possession utility)
Bisnis yang memindahkan pemilikan barang adalah bisnis yang
betgerak dalam bidang perdagangan atau pertokoan. Bisnis ini berusaha
memindahkan memindahkan pemilikan barang dari yang tadinya milik pabrik menjadi
milik masyarakat
Bisnis merupakan
kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan. Justru ada
pihak – pihak atau variabel – variabel atau faktor – faktor yang tersedia di
lingkungan ddan yang terkait dengan bisnis itulah dapat diselenggarakan
kegiatan bisnis. Dengan ungkapan lain dapat dinyatakan bahwa bisnis merupakan
kegiatan pengelolaan sumber – sumber ekonomi yang disediakan oleh
lingkungannya. Disamping itu bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor –
faktor lingkungan yang mendukung maupun yang menghambat atas tujuan yang ingin
dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter dan
faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap bisnis. Sebalikna bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat
mempengaruhi atau menciptakan pengaruh terhadap lingkungannya. Oleh karena itu
interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya menjadi tema pencermatan
yang cukup penting dan sangat urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat.
Sehingga eksistensi bisnis layak
diterima atau memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif terhadap
lingkungannya. Hal ini merupakan indikasi yang memeberikan status tertentu
terhadap peran yang diberikan bisnis dan eksistensinya terhadap masyarakat,
terutama jika dilihat dari sudut kepentingan lingkungannya.
Hubungan
antar bisnis dengan lingkungan sangat erat. Perusahaan yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari kancah persaingan
bisnis. Hubungan antar bisnis dengan dengan lingkungan kemudian ditelaah oleh
para usahawan. Pada mulanya telaah dilakukan secara tradisional yaitu mereka
beranggapan bahwa bisnisnyalah yang merupakan hal yang terpenting atau yang
menduduki titik sentral sedangkan lingkungan merupakan hal sekunder yang
mengelilingi bisnisnya. Pandangan tradisional tersebut sering disebut dengan
yang berorientasi produsen atau “Producer Oriented Aproach”. Pandangan itu
memang cocok dengan kondisi saat itu , dimana pada saat itu keadaannya disebut
sebagai “seller’s market”, yang artinya produsen masih langka sehingga barang
apapun yang dihasilkan akan selalu terjual.
Akan
tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan
masyarakat menjadi lebih selektif sehingga timbulah persaingan yang ketat
diantara para pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market”
atau “pasar pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya
dan bukan bukan penjual. Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah
raja”.
Dalam hal ini siapa yang berhasil mendekati konsumen
dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis. Pada saat seperti
inilah pengusaha harus pandai melihat factor lingkungan. Jadi dalam hal ini
yang merupakan factor yang sentral adalah masyarakat atau konsumen sedangkan
pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani kebutuhan secara lebih
baik sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini disebut “Consumer Oriented
Approach” atau “pendekatan yang berorientasi konsumen”.
Merupakan
factor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen
operasi. Adapun pengaruh dari lingkungan internal terhadap organisasi secara
singkat dapat diemukakan sebagai berikut :
- Visi-misi
Visi diartikan sebagai gambaran kondisi atau
potret dimasa depan (berjangka panjang) yang akan dituju oleh sebuah
organisasi. Sementara itu misis adlah pernyataan mengenai maksud dan filosofi
organisasi atau alasan mengepa sebuah orgaisasi eksis. Setiap tingkatan
manajemen harus memahami sepenuhnya apa yang menjadi visi dan misi organisasi.
- Budaya
Perusahaan
Budaya adalah
sistem dari kebersamaan nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di dalam sebuah
organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang menghasilkan norma
perilaku dalam organisasi. Ia merupakan iklim social dan psikologis dari ebuah
perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang tertuutuo atau terbuka.
Dalam budaya tertutup keutusan cendrung dibuat oleh tingkatan yang leih tinggi
dalam menajemen. Manajer kurang begitu percaya pada bawahan, banyak kerahasiaan
di seluruh jajaran organisasi, dan karyawan tak terdorong untuk kreatif atau
terlibat dalam pemecahan masalah. Sebaliknya, dalam budaya terbuka keputusan
dibuat pada tingkatan manajemen yang lebih rendah, kepercayaan terhadap bawahan atau karyawan cukup besar dan karyawan di
dorong agar keatif dan diikut sertakan dalam pemecahan masalah.
- Gaya
manajemen
Sikap dan
preferrensi atasan mempengaruhi bagaiman sebuah tugas dilaksanakan. Masalah
dapat jika gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi berbeda dengan manajer
tingkat bawah. Secara umum, manajer tingkat bawah harus menyesuaikan diri
dengan gaya dari atasan.
- Kebijakan
Kebijakan
menetapkan batasan sebagai batasan seabagai arahan dalam membuat
keputusan. Kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah harus selaras
dengan dengan kenijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali
dimaksudkan untuk menjamin konsistensi dalam praktik misalnya mengenai kapan
dan bagaimana kinerja dinilai.
- Karyawan
Karyawan
berbeda-beda satu sama lain dalam berbagai hal sperti kecakapan, sikap, tujuan
pribadi, dan kepribadian. Akibatnya, perilaku seorang manajer yang efektif
dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Pada kasus
yang ekstrem karyawan mungkin berbeda satu sama lain sehingga hampir tak
mungkin dikelola sebagai sebuah kelompok. Agar bisa efektif, manajer harus
mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun kelompok.
- Organisasi
informal
Anggota organisasi
akan menjumpai dua jenis organisasi di dalam perusahaan, yaitu formal dan tidak
formal (informal). Organisasi formal ditunjukkan oleh bagan struktur organisasi
dan uraian jabatan. Organisasi informal adalah hubungan yang berkembang dan
pola interaksi manusia di dalam organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi.
Organisasi informal dapat berdampak positif atau negative terhadap jalannya
kegiatan perusahaan.
- Hubungan
antar unit
Manajer harus
memahami benar hubungan antar divisi atau departemen yang ada dan harus
memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal. Jika pekerjaan sebuah divisi
tergatung pada divisi lain dalam arus kerja, maka manajer harus memahami bahwa
kerjasama dengan divisi-divisi lain sangat dibutuhkan jika pekerjaan harus
diselesaikan secara efisien atau produktivitas divisi ingin ditingkatkan.
Lingkungan eksternal adalah semua
faktor atau pihak – pihak atau variabel dinamis yang berada di luar bisnis atau
perusahaan. Secara makro sebenarnya banyak variabel yang terkait ddengan
lingkungan eksternal perusahaan. Lebih jelas lagi dinyatakan bahwa jika
perusahaan didirikan di suatu daerah atau negara atau didalam suatu sistem
masyarakat, maka praktis perusahaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan masyarakat ini. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa perusahaan
yang didirikan di masyarakat merupakan sub sistem masyarakat yang sudah tentu
dituntut untuk berperilaku harmoni dengan semua unsur – unsur di dalam
masyarakat. Lingkungan eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya dibedakan
atas lingkungan umum dan lingkungan khusus (juga disebut lingkungan tugas) yang
meliputi pemasok,pelanggan, pesaing, pembuat peraturan, dan serikat pekerja.
1.
Lingkungan Umum
Lingkungan umum
terdiri dari kondisi-kondisi latar belakang dalam lingkungan eksternal yang
dapat berpengaruh besar terhadap kegiatan operasional dari sebuah organisasi.
Lingkungan ini meliputi :
- Kondisi
Ekonomi
Yaitu kondisi umumdari perekonomian yang berkaitan dengan suku
bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan perkapita, roduk
domestic bruto, kebijakan moneter dan fiscal, sistem perpajakan, penduduk,
pengangguran, tingkat upah dan indicator ekonomi lainnya yang berkaitan.
- Kondisi
Sosial-Budaya
Kondisi umum dari nilai-nilai social yang berlaku mengenai hak
asasi manusia, adat-istiadat, norma, nilai, kepercayaan, bahasa, sikap,
perilaku, bahasa, agama, selera, aspirasi, tend pendidikan dan lembaga social terkait.
- Kondisi
Hukum – Politik
Yaitu Ideologi politik, partai dan orgnisasi politik, bentuk
pemerintah, hokum, undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi
transaksi bisnis, perjanjian dengan Negara lain, hak paten dan merek dagang.
- Kondisi
Teknologis
Yaitu kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya teknologi di
dalam lingkungan, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan.
- Kondisi
Lingkungan Alam
Merupakan kondisi umum dari alam dan kondisi lingkungan fisik.
Perbedaan dalam
factor-faktor yang berkaitan tersebut akan sangat terasa bagi organisasi yang
beroperasi international. Kondisi dalam lingkungan umum tersebut banyak berbeda
dalam satu Negara dengan Negara-negara lainnya. Para manajer yang berhasil dari
organisasi yang beroperasi international dapat memahami berbagai perbedaan ini
dan membantu organisasi dalam membuat penyesuaian operasional yang diperlukan.
2.
Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus terdiri atas organisasi, kelompok, perorangan
yang actual dengan siapa sebuah organisasi harus berinteraksi agar dapat
beroperasi dan berkembang. Seingkali disebut juga lingkungan tugas, lingkungan
ini berbeda untuk setiap organisasi, tergantung situasi dan domain operasi yang
unik dari organisasi.
Elemen – elemen penting dalam lingkungan khusus dari sebuah
organisasi meliputi :
- Pelanggan
Yaitu kelompok individu dan organisasi konsumen atau nasabah
tertentu yang membeli barang dari organisasi dan atau menggunakan jasanya.
- Pemasok
Pemberi sumberdaya manusia, informasi dan keuangan serta bahan
mentah tertentu yag dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi.
- Pesaing
Organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau
serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang sama.
- Pembuat
Peraturan
Badan atau perwakilan pemerintah pada tingkat lokal, daerah dan
pusat sebagai penegsk hokum dan perturan yang berpengaruh terhadap kegiatan
operasional organisasi.
- Serikat
Pekerja
Yaitu organisasi yang menghimpun para pekerja untuk memperjuangkan
aspirasi para anggotanya.
v Hubungan
Lingkungan Eksternal dan Internal dengan Organisasi
Lingkungan
eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber daya dan konsumen dari
output. Seberapa besar lingkungan ini dapat mendukung organisasi dapat membawa
dampak terhadap operasi dan kinerja organisasi. Hubungan yang baik dengan para
pemasok akan lebih menjamin kelancaran masuknya sumber daya yang dibutuhkan dan
pelanggan yang merasa puas akan mendukung permintaan terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan.
Lingkungan
internal berpengaruh langsung terhadap tingkat kemampuan dalam proses yang
meliputi ketiga subsistem yang ada di dalam sistem organisasi, yaitu masukan (input),
transformasi, dan keluaran (output).
Lingkungan bisnis
dapat dipilah – pilah secara lebih spesifik lagi menurut kepentingan –
kepentingan tertentu yang orientasinya adalah dalam perspektif penyusunan
strategis. Dalam hal ini dinyatakan bahwa lingkungan bisnis terklarifikasikan
ke dalam beberapa variabel yang secara garis besar terbagi ke dalam empat
kelompok besar sebagai berikut :
1)
Strength atau kekuatan
Faktor-faktor yang
masuk ke dalam kelompok ini mencerminkan kekuatan – kekuatan internal yang
dimiliki perusahaan. Sejumlah faktor internal ini sering dijadikan andalan
untuk menetapkan dan menyusun strategi perusahaan, sehingga substansi strategi
ini benar – benar sesuai dengan fakta dan prediksi kekuatan yang dipunyai
perusahaan.
2)
Weakness atau kelemahan
Sejumlah faktor
kelemahan ini lebih bersifat internal juga. Untuk lebih menjamin keputusan
manajerial lebih akurat berdasar fakta (terutama fakta internal) ini. Sehingga
dengan mengetahui kelemahan fasilitas dan kapasitas perusahaan, tentu akan
dilakukan rencana strategis yang lebih baik dibanding dengan tanpa secara lebih
pasti mengetahui sejumlah faktor kelemahan ini.
3)
Opportunity atau peluang
(kesempatan)
Sejumlah faktor
ini sesuai dengan definisi yang umum. Tetapi lingkungan dalam batas ini masih
rancu, mana yang benar – benar merupakan peluang yang disediakan oleh eksternal
maupun faktor eksternal yang sama sekali mungkin kita tidak mengetahui.
Lingkungan eksternal ini sangat dinamis dan sering terjadi berbagai perubahan
dimana perlu disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada.
4)
Treatment atau tantangan
Treatment ini
merupakan keadaan lingkungan eksternal yang merupakan tantangan yang dihadapi
perusahaan yang diprediksi akan menghambat keberhasilan pengusaha dalam
mencapai tujuan – tujuannya.
Tentunya terhadap
berbagai lingkungan seperti yang dipaparkan ke dalam SWOT itu sikap yang harus
dikembangkan oleh perusahaan dalam menghadapi lingkungan ini adalah mengkiatai
agar perusahaan dalam meraih keberhasilan dan tujuan bisnis tidak sampai
merusak apalagi menghancurkan lingkungan. Pengetahuan mengenasi SWOT hanya
merupakan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan policy
perusahaan yag benar – benar bijaksana dan fair terhadap lingkungan ini.
Kebijakan yang dilatar belakangi oleh informasi lingkungan akan dijadikan
sebagai masukan yang berharga dalam rangka upaya menyusun strategi perusahaan
yang akan didukung oleh lingkungan dalam jangka panjang
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lingkungan bisnis memiliki dampak yang besar bagi jalannya
operasional perusahaan dan manajemen organisasi. Bagi seorang manajer hal ini
menjadi peluang sekaligus tantangan. Lingkungan yang terus berubah menuntut
manajemen dan organisasi untuk selalu tanggap dan progressive.
Begitu luas dan
kopleksnya lingkungan yang dihadapi suatu perusahaan menuntut profesionalisme dari setiap sumber
daya manusia yang ada dalam perusahaan. Manajer harus selalu mengikuti arus
kemoderenan, menguasai tekhnologi dan informasi agar dapat meraih keunggulan
kompetitif.
Organisasi yang
tidak mau terus-menerus belajar lambat laun akan mengelami kemunduran dan
kematian akibat kalah dalam kompetisi persaingan memenuhi tuntutan pasar.
B.
Saran
- Suatu
organisasi harus sadar dan memahami betul di mana posisi lingkungannya
berada agar siap dalam menghadapi berbagai tantangan dari luar
- Lingkungan
yang terus berubah harus dapat di manfaatkan oleh organisasi dalam meraih
keunggulan bersaing dengan mengambil setiap peluang yang ada dan
memberikan nilai superior bagi konsumen
- Manajer
organisasi haruslah orang yang menguasai tehknologi, informasi, dan
bersedia untuk terus menerus belajar mengahadapi situasi baru. Karyawan
yang semakin heterogen harus diimbangi dengan kemampuan interpersonal yang
baik dengan pendekatan yang tepat pada setiap individu.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Tri Hendro Sigit P., M.B.A., CFP. 2012. Etika Bisnis Modern :
Pendekatan Pemangku Kepentingan oleh UPP STIM YKPN.
2.
Sondang P. Siagan,Jakarta. 1996. Etika Bisnis oleh Pustaka Binama
Pressindo.
3.
Hartman DesJardins, Jakarta. 2012. Etika Bisnis oleh Erlangga.
Terimakasih infonya
ReplyDeleteJangan lupa mampir Software Manajamen Keuangan